Centralgoal – Gelar Liga Inggris Ke-13 yang diberikan juru taktik asal Skotlandia sebelum pensiun pada akhir musim itu. Manchester United (MU) terakhir memenangkan gelar Liga Inggris pada 2013 di bawah asuhan Sir Alex Ferguson.

Setelah itu, prestasi terbaik MU Gelar Liga Inggris Ke-13 itu hanya finis di posisi kedua Liga Inggris pada musim 2017-18. Ketika itu, klub berjuluk Setan Merah ini dilatih Jose Mourinho.

MU kemudian memecat Mourinho pada Desember 2018. Klub yang bermarkas di Old Trafford itu lalu menunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer interim.

Gelar Liga Inggris Ke-13 Setelah Solskjaer Diangkat

Setelah Gelar Liga Inggris Ke-13 dan Sukses membawa MU bangkit dan finis di posisi enam klasemen Liga Inggris musim 2018-19, Solskjaer diangkat menjadi manajer tetap.

Namun di awal musim ini, penampilan MU inkonsisten.

Tetapi, sejak Januari 2020, Solskjaer membawa MU tidak terkalahan dalam 11 pertandingan di semua kompetisi.

Sebelum liga ditangguhkan, MU adalah salah satu tim paling bugar di Liga Inggris dengan beberapa hasil yang patut dipuji, termasuk kemenangan 2-0 atas Manchester City.

Atas torehannya itu, Kleberson percaya Solskjaer adalah orang yang tepat untuk memimpin MU meraih gelar Liga Inggris.

“Ketika saya melihat dia melatih di United saya sangat senang untuknya,” kata mantan pemain MU itu kepada Realbola.

“Dia memiliki kepribadian yang baik, sangat positif serta percaya diri, dan dia tahu apa yang dia cari.”

“Saya tahu dia mendapat banyak teknik manajemen dari Sir Alex Ferguson dan dia sangat bagus dalam apa yang dia lakukan,” ucap Kleberson yang sempat dua musim bermain bersama Solskjaer di MU.

“Banyak yang telah berubah di United, baru-baru ini. Mereka mencari pemain muda dan itu adalah perubahan besar. Saya yakin dia bisa menjadikan United tim teratas lagi dan memenangkan Liga Inggris.”

Mike Phelan membeberkan formasi terbaik yang sesuai dengan MU musim ini.

Asisten manajer Ole Gunnar Solskjaer itu merasa formasi 4-3-3 paling pas dengan Fred dan kawan-kawan.

MU menggunakan beragam formasi musim ini. Solskajer tak punya formasi baku dalam setiap laga, seperti 3-4-3, 3-5-2, hingga 4-3-3.

Meski demikian perubahan formasi itu terbilang cukup sukses. Setan Merah berada di posisi kelima klasemen Liga Inggris dengan 45 poin dari 29 laga.

“Tim pelatih selalu punya formasi yang fleksibel. Kami juga tahu kapan formasi itu harus diubah,” ujar Phelan seperti dilansir Realbola.

“Untuk sekarang kami pikir formasi paling pas adalah 4-3-3. Hal ini sesuai dengan stok pemain MU yang ada,” ujarnya menambahkan.

Phelan juga menyebut dalam satu laga, Solskjaer bisa mengubah formasi secara mendadak. Salah satunya saat MU mengalahkan Chelsea, Februari lalu.

“Saat melawan Chelsea kami awalnya ingin menurunkan dua striker. Namun kami tidak ingin memakai formasi 4-4-2,” kata Phelan.

“Akhirnya kami memakai formasi 3-5-2 dan sukses. Para pemain juga terlihat menikmati dengan formasi tersebut.”