PSBB Jakarta Dinilai Percuma
Centralgoal – PSBB Jakarta Diperpanjang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, rumusan untuk mengukur tingkat penularan yang disusun para ahli epidemiologi atau disebut “reproduction number” menjadi indikator keberhasilan penanganan virus corona (Covid-19).
PSBB Jakarta – Penjelasan Gubernur DKI Jakarta
Anies mengatakan kembali diperpanjangnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diharapkan semakin menurunkan reproduction number Covid-19 di Jakarta.
“Kalau angka ‘reproduction’ ini turun, maka Jakarta berhasil mengendalikan pergerakan COVID-19,” kata Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa (20/5).
Anies menjelaskan, dengan menunjukkan grafik penyebaran Covid-19, semakin besar angka tersebut, maka tingkat penularannya terpantau tinggi. Pada 14 Maret, angka reproduksi Jakarta menunjukkan empat yang artinya satu orang bisa menularkan kepada empat orang.
“Itulah sebabnya mengapa penularannya menjadi intensif tinggi. Kita harus menurunkan itu,” kata Anies.
Karena itu, Jakarta memandang adanya keharusan untuk melakukan penutupan sekolah, tempat pariwisata dan fasilitas umum lainnya di bulan Maret yang berefek mulai menurunnya tingkat penularan ketika memasuki April.
“Jadi semenjak pertengahan April sampai dengan sekarang, ini sudah berhasil turun hingga sekitar 1. Jadi angka reproduksi kita bergerak di sekitar angka 1 dalam beberapa waktu terakhir dan pada hitungan 17 Mei 2020 ada di angka 1,11,” jelasnya.
BACA JUGA: Hari Kebangkitan Nasional Ke-112
Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu mengatakan perlu kerja sama masyarakat dalam menurunkan angka reproduction number selama PSBB Jakarta. Salah satunya dengan tetap berada di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus.
Berdasarkan data FKM UI, sejak pertengahan Maret jumlah warga Jakarta yang berada di rumah sudah mencapai 60 persen. Angka itu melonjak signifikan, dari 40 persen ke 60 persen ketika ada imbauan belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.
Dibanding Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten jumlah warga Jakarta yang berada di rumah juga lebih tinggi. Rata-rata jumlah warga di empat provinsi itu yang berada di rumah selama pandemi bahkan di bawah 50 persen.
“Di antara seluruh provinsi di Jawa, lompatan di Jakarta paling tinggi. Artinya apa? Artinya ada keseriusan warga di Jakarta untuk menangkis penularan dengan cara berada di rumah,” katanya.
Kendati begitu, Anies menyebut, sejak hari pertama bulan Ramadan yang jatuh pada tanggal 24 April, jumlah warga yang keluar rumah kembali tinggi. Jumlah laporan kasus positif virus corona per hari pun mengalami peningkatan kembali pada bulan Mei.
“Sore hari, malam hari tetap berada di rumah. Ini tujuan kita adalah membawa jumlah kasus positif per hari itu turun. Ini laporan kasusnya harus turun. Sekarang laporan kasusnya itu naik,” kata dia.
Anies memutuskan untuk memperpanjang PSBB di Jakarta hingga 4 Juni 2020. Ia berharap perpanjangan yang kedua ini menjadi yang terakhir.
Sementara hingga Selasa (19/5) kasus positif virus corona di DKI pada tercatat 6.053 kasus. Dari jumlah itu 1.417 pasien dinyatakan sembuh dan 487 orang lainnya meninggal dunia.