Simak 5 Kisah Loyalitas Pemain Bintang Berikut
Centralgoal – Ragam cerita loyalitas pemain seperti menolak bayaran fantastis pada bursa transfer patut diketahui. Pasalnya, tidak semua pemain bersedia meninggalkan klubnya meski mendapat tawaran tinggi dari klub lain.
Banyak transfer besar yang diprediksi akan terjadi pada musim panas mendatang. Sejauh ini sudah ada banyak rumor yang beredar tentang pemain mana yang mungkin pindah ke tim yang berbeda. Disitulah loyalitas pemain dipertanyakan.
Dua pemain yang dikabarkan akan pindah adalah Harry Kane dan Jack Grealish. Mereka adalah kapten dari Tottenham Hotspur dan Aston Villa.
Transfer Kane dan Grealish pasti akan melibatkan biaya yang sangat besar. Sejauh ini mereka sudah dihubungkan dengan sejumlah klub raksasa seperti Manchester United dan Real Madrid.
Kane dan Grealish bisa saja bermain di klub baru pada musim depan. Namun, jika keduanya memilih untuk tetap bertahan di klubnya, mereka tidak akan menjadi pemain pertama yang menolak tawaran menggiurkan dari klub lain.
Berikut 5 kisah loyalitas pemain yang menarik diketahui
Steven Gerrard
Steven Gerrard dikenal oleh penggemar Liverpool sebagai salah satu legenda sepanjang masa. Ia menjadi kapten tim selama lebih dari satu dekade dan memimpin mereka meraih kemenangan di Piala FA 2006, Piala EFL 2012 dan Liga Champions UEFA 2005.
Loyalitas pemain itu kepada The Reds tampaknya tidak pernah goyah, meskipun dia tidak pernah bisa mendapatkan gelar Premier League.
Namun, loyalitas pemain internasional Inggris itu hampir goyah setelah meninggalkan Anfield pada musim panas 2005, hanya beberapa minggu setelah menjadi kapten The Reds dalam kemenangan Liga Champions yang terkenal atas AC Milan di Istanbul.
Menurut sebagian besar sumber, Gerrard hampir pindah ke klub rival, Chelsea pada musim panas itu meskipun batal pada menit-menit terakhir.
Gerrard menyatakan dalam otobiografinya bahwa potensi transfer muncul karena beberapa negosiasi kontrak yang rumit. Gerrard menginginkan perpanjangan kontrak, sementara Liverpool tidak bersedia karena kontraknya saat itu masih tersisa dua tahun lagi.
Akhirnya, saat pembicaraan menemui jalan buntu, Gerrard mengejutkan klub dengan mengajukan permintaan transfer, dan Chelsea langsung mengajukan tawaran 32 juta pounds.
Transfer itu sepertinya sudah hampir selesai dan penggemar The Reds bahkan mulai membakar jersey dengan nama sang kapten. Namun, Gerrard yang tiba-tiba setuju untuk tetap bertahan dengan kontrak baru.
Gerrard mengakui bahwa ia tidak pernah benar-benar ingin pergi dan hanya menggunakan minat Chelsea untuk memaksa Liverpool memberikan kontrak baru.
Meski keputusannya itu membuatnya tidak pernah memenangkan Premier League, Gerrard akan selalu diingat sebagai legenda Anfield. Loyalitas pemain legenda itu akan selalu dikenang.
Francesco Totti
Salah satu bintang yang paling terkenal, penyerang Italia, Francesco Totti bergabung dengan AS Roma saat berusia 13 tahun dan tetap berada di Stadio Olimpico hingga pensiun pada tahun 2017 di usia 40, setelah memenangkan Scudetto satu kali dan Coppa Italia dua kali dengan klub.
Pada puncaknya, loyalitas pemain asal Italia itu dianggap sebagai salah satu pemain terbaik di dunia, dan karenanya tidak heran jika raksasa Eropa tertarik dengan servisnya.
Salah satu peminatnya adalah Real Madrid, yang mengejar Totti pada musim panas 2001, di puncak era ‘Galactico’ Los Blancos.
Pada saat itu, sang penyerang baru saja mengangkat Scudetto dengan Roma dan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Seri A.
Terlepas dari tidak ada pemain yang menolak pindah ke Bernabeu, Totti justru sebaliknya. Dia dilaporkan menyatakan bahwa “mereka mengajarkan kami di sekolah bahwa keluarga adalah hal yang paling penting.
Apakah Anda pernah mendengar seseorang meninggalkan orang tuanya yang miskin untuk tinggal bersama orang asing yang kaya? ”
Banyak yang mengira Totti sudah gila karena menolak klub sebesar Real Madrid tetapi dia tidak pernah menyesali keputusannya untuk tidak meninggalkan Roma.
Matt Le Tissier
Salah satu pemain terbaik di era awal Premier League, Matt Le Tissier bergabung dengan Southampton saat remaja di tahun 1980-an dan tetap bersama klub untuk seluruh karir profesionalnya. Le Tissier membuat 540 penampilan untuk The Saints dengan mencetak 209 gol.
Terlepas dari posisinya sebagai salah satu penyerang terbaik, Le Tissier selalu menolak untuk berpisah dari Dell. Dia sepertinya terlihat lebih bahagia di klubnya ketimbang bermain di klub lain.
Meskipun demikian, pemain asal Inggris itu memang pernah hampir meninggalkan Southampton pada beberapa kesempatan.Salah satunya menolak pindah ke Tottenham – yang dia dukung sejak kecil – pada tahun 1990.
Dia memilih untuk menandatangani kontrak baru dengan The Saints meskipun telah mencapai kesepakatan dengan bos Spurs saat itu Terry Venables. Loyalitas pemain itu memang kuat.
Le Tissier juga menyatakan bahwa dia pernah menolak ke Liverpool dan Chelsea. Dia mengatakan kehidupan gemerlap di London tidak akan cocok untuknya.
Alan Shearer
Legenda Premier League Alan Shearer pernah menolak untuk bergabung dengan Manchester United pada musim panas 1996 untuk pindah ke klub masa kecil Newcastle United.
Karena itu, seharusnya tidak mengejutkan kalau sang striker juga pernah menolak langkah yang sama besarnya ketika dia bermain untuk The Magpies.
Loyalitas pemain internasional Inggris itu seharusnya menjadi kepingan terakhir dalam usaha Newcastle untuk merebut gelar Premier League.
Namun, setelah manajer Kevin Keegan mengundurkan diri di tengah-tengah musim pertamanya di St James ‘Park, segalanya menjadi berantakan bagi Magpies meskipun Shearer mencetak 28 gol dalam 40 penampilan, dan klub mengakhiri musim tanpa trofi.
Bisa dipahami jika Shearer kemudian ingin pindah dan Barcelona yang ditangani Bobby Robson dilaporkan ingin merekrutnya. Klub Spanyol itu konon ingin menggaet Shearer seharga 20 juta pounds.
Shearer menolak transfer tersebut dan tetap bertahan di St. James’ Park. Dia kemudian menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub dengan 206 gol dalam 405 penampilan.
Jamie Vardy
Setelah Leicester City mencatat sejarah dengan memenangkan gelar Premier League di musim 2015-16, banyak yang memprediksi pemain-pemain The Foxes akan dicomot klub-klub lain.
Benar saja, dalam beberapa bulan setelah itu, gelandang N’Golo Kante menuju ke Chelsea seharga 32 juta pounds, sementara striker Jamie Vardy terlihat akan bergabung dengan Arsenal.
The Gunners – yang finis sebagai runner-up dari Leicester pada musim bersejarah itu – memicu klausul pelepasan Vardy sebesar 20 juta pounds dan sepertinya Arsene Wenger akan bisa menyelesaikan transfer sebelum dimulainya Euro pada musim panas itu.
Tetapi Vardy – yang mencetak 24 gol untuk Leicester – memutuskan untuk tetap bertahan di King Power Stadium.
Kabarnya, striker Inggris itu khawatir gaya permainan Arsenal di bawah Wenger tidak akan sesuai dengan gayanya.
Dia juga menyatakan tidak pernah melakukan kontak dengan Arsenal dan selalu bersama dengan skuad Inggris pada saat itu.
Pada akhirnya, Vardy tetap bersama The Foxes dan terus mencetak gol untuk mereka.